Para Pemimpin Dunia di KTT G7 Tekankan Tekanan terhadap Rusia atas Invasi ke Ukraina

infobumi.com- Kehadiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jepang pada hari Sabtu (20/5) telah meningkatkan tekanan terhadap Rusia terkait invasi mereka ke Ukraina. Dalam salah satu pertemuan diplomatik utama dunia ini, Zelensky bertujuan untuk menarik perhatian internasional terhadap perang negaranya melawan Rusia. Bahkan sebelum Zelensky tiba di Jepang, negara-negara G7 telah meluncurkan sanksi baru dan tindakan lainnya guna menghukum Moskow serta menghambat kemampuan perang mereka.
KTT G7 yang dihadiri oleh para pemimpin dari Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, dan juga Uni Eropa, memberikan perhatian yang luar biasa pada Ukraina. Selain itu, KTT G7 ini juga digelar untuk mengatasi kekhawatiran global terkait perubahan iklim, kecerdasan buatan (AI), kemiskinan, ketidakstabilan ekonomi, dan proliferasi nuklir. Memperkuat dukungan internasional adalah prioritas bagi Ukraina saat bersiap meluncurkan serangan besar untuk merebut kembali wilayah yang dimenangkannya dari Rusia dalam perang yang dimulai Februari lalu.

Baca Juga:  Negara-Negara Islam Dukung Rusia dengan Penandatanganan Ratusan Perjanjian Perdagangan

Menjelang kunjungan Zelensky ke KTT G7, Amerika Serikat setuju untuk melatih pilot Ukraina dengan jet tempur buatan Amerika, langkah pertama sebelum pesawat akhirnya dikirim ke Ukraina.

Setelah tiba di Jepang, Zelensky menulis di akun Twitter resminya: “Bergabung dengan mitra dan sahabat Ukraina di KTT G7 di Jepang. Memperkuat keamanan dan kerja sama untuk kemenangan kita. Perdamaian semakin dekat hari ini.” Penasihat Keamanan Nasional AS Jack Sullivan mengungkapkan bahwa Presiden Biden dan Presiden Zelensky akan berpartisipasi langsung dalam KTT tersebut. Pada hari Jumat, Biden mengumumkan dukungannya untuk melatih pilot Ukraina dengan jet tempur F-16 buatan AS, langkah pertama sebelum memasok pesawat ke Ukraina.

“Kemampuan pertahanan udara Ukraina perlu ditingkatkan, termasuk pelatihan pilot kami,” tulis Zelensky di saluran Telegram resminya setelah bertemu dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, salah satu pemimpin yang ditemuinya.

Baca Juga:  Ditemukan Partikel yang Melebihi Kecepatan Cahaya, Hukum Einstein tentang Alam Semesta Terancam Terbantahkan

Selain itu, Zelensky mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di sela-sela KTT G7. Ini adalah pertemuan tatap muka pertama mereka sejak perang dimulai. Modi mengungkapkan pandangannya tentang rencana perdamaian untuk Ukraina dan menyerukan penarikan pasukan Rusia dari negara itu sebelum negosiasi dimulai. Sementara India memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat dan sekutu Baratnya, India juga merupakan pembeli utama senjata dan minyak Rusia.
Kehadiran Zelensky di KTT G7 merupakan insentif penting bagi Ukraina untuk meningkatkan dukungan internasional dalam menghadapi agresi Rusia. Para pemimpin dunia yang hadir sangat mendukung Ukraina dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk menjaga keamanan, stabilitas, dan kedaulatan negara.
Selain membahas Ukraina, KTT G7 berfokus pada isu-isu global yang mendesak seperti perubahan iklim, kecerdasan buatan, kemiskinan, ketidakstabilan ekonomi, dan proliferasi nuklir. Para pemimpin negara bekerja keras untuk mencari solusi dan kerjasama internasional untuk menghadapi tantangan tersebut.

Baca Juga:  NATO bersiap untuk serangan Rusia dan menyiapkan rencana pertahanan

Di tengah meningkatnya tekanan terhadap Rusia dan dukungan dari masyarakat internasional, Ukraina berharap untuk mendapatkan kembali wilayah yang diduduki Rusia untuk perdamaian abadi. Dengan perjuangan Ukraina untuk mempertahankan kedaulatannya mendapatkan perhatian global, kehadiran Zelensky di KTT G7 merupakan langkah strategis untuk menggalang dukungan yang lebih luas.

Jika tekanan internasional terhadap Rusia dapat mengubah perilaku dan memulihkan perdamaian di wilayah Ukraina, perkembangan selanjutnya sangat ditunggu. Menghadapi agresi Rusia, Ukraina percaya bahwa solidaritas dan kerja sama internasional akan menjadi kunci untuk menghadapi ancaman ini.

(Red)

Komentar