Bekam Tanduk Masih Menjadi Pilihan Pengobatan Tradisional Bagi Masyarakat

 

Infobumi.com,TANGERANG —Pengobatan terapis bekam tanduk, Suroso melakukan bekam dengan tanduk sapi pada pasiennya di kadu sangereng Rt 003b/01 nomer 626 kelurahan bunder kecamatan Cikupa kabupaten  Tangerang jumat (05/07/2019).

Bekam tanduk sapi masih menjadi pilihan pengobatan tradisional bagi masyarakat diTangerang. Bekam merupakan teknik terapi di mana kulit seseorang di sedot dengan alat khusus untuk mengatasi masalah kesehatan.

 

Bekam yang lebih modern biasanya menggunakan mangkuk atau gelas yang terbuat dari melamin hingga sampai media khusus sendiri yang bisa diatur kekuatan sedotannya dengan alat vakum.

Sementara pada bekam tanduk, proses penyedotan hingga menempel di tubuh dengan dibakar terlebih dahulu selama dua detik yang kemudian bisa menempel dan menyedot hingga mencengkram kuat pada tubuh.

Ini menggunakan metanol atau spirtus, kalau menggunakan minyak tanah atau bensin cepat mati jika membakar lubang tanduk,kata terapis bekam asal Banyuwangi jawa timur Suroso ,yang ditemui di kadu sangereng kecamatan cikupa kabupaten Tangerang Banten.

Baca Juga:  Wakapolda Banten Pimpin Rakor Persiapan Vaksinasi Massal

Dia menjelaskan, pembakaran tanduk itu dilakukan sekitar sepuluh detik lalu tanduk ditempelkan ditubuh pasien. Efek yang ditimbulkan itu rasa hangat ditubuh, semakin pasien bergerak, semakin tanduk itu mencengkram kuat. Yang kemudian membutuhkan waktu sekitar lima menit setelah tanduk sapi menempel di tubuh pasien.

Menurut dia, metode bekam dengan menggunakan tanduk sapi ini karena alami, kelebihan nya dipakai bisa lama, dan tidak mengandung efek samping pada pasien. Karena dilakukan pembakaran sebelum ditempelkan agar kuman-kuman mati dan lebih steril.

Ukuran tanduk yang digunakan, umumnya memiliki panjang 15 hingga 20 sentimeter, dengan diameter lima sentimeter. Bahkan ada yang panjangnya selengan orang dewasa hingga sekecil telunjuk atau jempol untuk yang di gunakan pada leher.

Suroso atau yang sering di panggil pak De menjelaskan .tidak ada teknik khusus dalam metode bekam tanduk ini. Dia secara mempelajari secara otodidak dari kakeknya yang merupakan terapis tradisional juga sekitar tahun 2000-an.

Baca Juga:  Banjir Tak Kunjung Surut, Warga Gaga Mulai Terserang Penyakit, Pemkab Tangerang Segera Bangun Posko Kesehatan

Di jelaskan, sebelum dibekam Suroso memijat bagian-bagian tubuh yang akan dibekam dengan menggunakan minyak .
Dan Ia menjelaskan, kalau bekam yang dilakukannya ada yang kering dan basah. Jika kering hanya sekedar dipijat dan dibekam, sedangkan bekam basah itu sampai dikeluarkan darahnya.

Itu juga tergantung pasien, apabila tidak mau ambil darah ya terapi saja. Pengambilan atau keluar darah itu penyakit yang menahun, sesuai pasiennya saja, kata Suroso.
Ia menjelaskan, apabila dikeluarkan darah sekitar 2-3 sendok darah kotor atau toksin. Efek sampingnya luar biasa, darah lancar kembali.

Sedangkan Tubuh kita kan menghasilkan darah, jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh kita," kata Dia.
Menurut Dia, karena ini sifatnya hanya tolong menolong sesama manusia, pengobatan tradisional ini juga merupakan sunnah Rasullullah

Wawan (36) asal Tangerang yang menyempatkan untuk melakukan bekam tanduk untuk keempat kalinya, Ia mengaku merasa badannya pegal-pegal dan masuk angin.
Badan saya pegal-pegal dan masuk angin, kalau sudah begini saya menyempatkan mampir ke Pak De,kata wawan.
Ia mengaku jika habis dipijat dan dibekam, badannya kembali segar.

Komentar