Mendagri Meminta Pemda Buat Inovasi dan Ide Vaksinasi Covid-19

infobumi.com,Palembang – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian dalam bermacam peluang sering menyentuh masalah pengembangan dan inovasi Pemerintahan Wilayah (Pemda) dalam program vaksinasi Covid-19 dan usaha tangani wabah. Sama seperti saat mengevaluasi “Pergerakan Sukseskan Program Vaksinasi Nasional” bersama Kementerian Kesehatan dan Grab Indonesia di Jakabaring Sport City, Palembang, Propinsi Sumatera Selatan, Rabu (31/3/2021).

Menurut Mendagri, di periode kritis seperti wabah sekarang ini, sinergisitas pemerintahan pusat dan wilayah mutlak dibutuhkan. Juga inovasi dan pengembangan pemda tidak kalah penting. Produk pengembangan yang dari pemda bisa dikasih ke pemerintahan pusat. Dengan begitu, komunikasi yang terikat, tidak cuman di atas ke bawah atau top-down saja, tetapi bottom-up.

Dalam program vaksinasi Covid-19 misalkan, pemda dituntut agar semakin memprioritaskan kreasi dalam jalankan peraturan. Kecuali melaksankaan vaksinasi yang jumlahnya sudah diberi oleh pemerintahan pusat, pemda perlu munculkan inovasi dan ide yang bisa mempermudah implikasi peraturan itu.

Baca Juga:  Kemendagri Lakukan Optimalisasi Fasilitasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika

“Kita harap pemda lakukan inovasi, demikian terima (jumlah vaksin), ia harus mendistribusiakan, kemudian lakukan vaksinasi dengan kecepatan yang diinginkan oleh pemerintahan, semakin cepat semakin baik,” kata Mendagri.

Agar bisa menuntaskan sasaran nasional, pemda perlu membuat ide vaksinasi. Ide ini dibutuhkan sebagai guideline dalam menerapkan peraturan vaksinasi di wilayah. Adapun ide atau skenario yang ditujukan Mendagri ialah berkaitan dengan pentingnya wilayah membuat barisan fokus yang menerima vaksin.

Data ini bisa didapat lewat kerjasama Dinas Kesehatan dan Dinas Kependudukan dan Pendataan Sipil, hingga vaksinasi bisa dilaksanakan by name by address, pas target.

“Ide untuk memvaksinasi mereka yang rentan; lanjut usia, nakes, komorbid, dan mereka yang berhubungan tinggi sekali, ini harus jadi sasaran hingga dapat dihitung, kerja sama Dinkes dan Dukcapil, by name by address, selanjutnya dari skenario itu, mereka ditargetkan, timeline, hingga kita dapat membuat, mempunyai angka keperluan minimum, itu skenario minimum,” jelasnya.

Baca Juga:  Pilkada Tahun 2020 Diharapkan Mampu Hasilkan Pemimpin Terbaik

Sesudah skenario atau ide minimum terdata, disampaikan dan memperoleh fokus untuk divaksin, pemda bisa mencatat barisan fokus yang lain, di luar barisan target utama. “Kemudian, jika yang super fokus ini telah divaksin, ditambah dengan mereka yang penting, ini namanya skenario moderat,” katanya.

Selanjutnya skenario ke-3 , pemda bisa membuat ide barisan non-prioritas yang dilaksanakan dengan kerja sama di antara Dinas Kesehatan dan Dinas Kependudukan dan Pendataan Sipil.

“Baru yang ke-3 ialah skenario optimal, ini minimum 2/3 dari komunitas, terhitung yang sehat-sehat, semua, beberapa anak muda yang penting divaksin, itu barisan non fokus, nach ini ada angkanya, by name by address itu yang benar-benar saya meminta ke wilayah, ada data bottom-up,” ujar Mendagri.(Red)

Puspen Kemendagri

Komentar