infobumi.com, Kota Tangerang-Gurihnya kuah mie laksa yang dimakan dengan ayam opor memang wajib dicoba. Bagi yang belum tahu, “Mie laksa” adalah makanan peranakan, yaitu percampuran budaya kuliner antara melayu dan tionghoa.
Mie berkuah unik ini dapat kita temui di beberapa negara di asia tenggara, seperti malaysia, singapura dan Indonesia.
Namun dari ketiga negara tersebut, banyak orang yang berspekulasi bahwa makanan ini merupakan makanan asal Indonesia yang sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu, spesifiknya di wilayah Banten-kota Tangerang.
Terdapat sekumpulan pedagang laksa yang dikumpulkan di suatu tempat oleh pemerintah sejak tahun 2000.
Perjalanan tim infobumi pada hari sabtu (05/06/2021) menuju ke tempat kuliner ini yang terletak di Jl. Mochammad Yamin No.113, Babakan, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten.
Berbeda dengan berbagai jenis “mie laksa” yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia. “Mie laksa” tangerang memiliki ciri khas yang unik. Mie dari Laksa tersebut dibuat dari tepung beras yang dibentuk menyerupai bihun, namun memiliki ukuran yang lebih tebal dan kasar.
Lalu diberi taburan daun seledri dan siraman kuah yang kental membuat makanan peranakan ini menjadi lebih sedap. Setelah itu, ditambahkan juga sangraian parutan kelapa dan kacang hijau diatas “mie laksa.”
Tidak hanya itu, untuk pelengkapnya disediakan juga ayam opor, tahu dan telur rebus.
Harga yang ditawarkan pun terbilang cukup terjangkau hanya berkisar Rp.15.000 sampai Rp.20.000 per porsinya, belum termasuk makanan pelengkapnya.
Makanan favorit masyarakat kota Tangerang ini juga ternyata dibagi menjadi dua jenis yaitu laksa nyai dan laksa nyonya.
Untuk mencoba laksa nyai, kalian bisa langsung datang ke tempat ini. Sedangkan untuk laksa nyonya, kalian bisa langsung mengunjungi tempatnya yang berada di pasar lama, kota Tangerang.
“Kalo menurut saya, rasanya mirip sih antara laksa nyai dan laksa nyonya, cuman mungkin beda cara pembuatannya,” ujar sukron, salah seorang pelanggan setia mie laksa di kota Tangerang.
Jangan lupa!!!
Di masa pandemi ini kita harus menaati protokol kesehatan.
(JC)
Komentar