Muhammad Rizal DPR RI Bersama BKKBN Banten Sosialisasi KIE Program Bangga Kencana di Ciputat Timur

infobumi.com, TANGSEL, | Muhammad Rizal anggota Komisi IX DPR RI fraksi PAN bersama BKKBN Banten mengelar kegiatan sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) program bangga kencana pencegahan stunting bersama masyarakat Ciputat Timur tangerang selatan.

Kegiatan sosialisasi tersebut digelar di Komplek Alam Cirendeu, Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, pada kamis (2/11/2023).

Hadir sebagai narasumber Direktur Kesertaan KB BKKBN Pusat bapak Martin Suanta, Kepala Perwakilan BKKBN Banten Drs H. Napis MM, beserta tim BKKBN.

Dewan Muhammad Rizal mengatakan kegiatan ini dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dan masyarakat untuk dapat mewujudkan keluarga yang berkualitas terutama dalam pencegahan stunting.

Menurutnya kegiatan sosialisasi dari BKKBN ini sangat penting untuk di ketahui oleh masyarakat. Agar setiap keluarga mendapatkan pengetahuan bagaimana caranya mewujudkan keluarga yang berkualitas.

“peranan BKKBN dalam hal ini sangatlah strategis bagi masa depan bangsa dan negara. Nantinya akan muncul keluarga sehat, produktif, dan berkualitas,” jelas dewan Muhammad Rizal Politisi PAN asal daerah pemilihan Banten III, Tangerang Raya.

Baca Juga:  Sekjen Kemendagri Minta Masyarakat Saling Hormati Hak Beragama

Menurutnya pencegahan stunting perlu peranan semua pihak. Karena di masa yang akan datang generasi selanjutnya harus menjadi generasi emas. Menjadikan anak yang cerdas pintar, IQnya tinggi, brilian, menjadi generasi penerus pemimpin bangsa yang hebat.

“sekarang angka stunting di Tangsel 9,1 persen, di Tangsel ini penurunan stuntingnya cukup bagus, mudah-mudahan di Tangsel stuntingnya terus menurun.” tuturnya

Selain itu Dewan Rizal menjelaskan bahwa pembangunan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas dan hidup dalam lingkungan yang sehat.

Menurutnya, keluarga perlu dididik dengan cukup asah, asih dan asuh.

“Asah diajari ilmu agama yang baik, asih dikasihani dengan sebaik baiknya, asuh diimunisasi kemudian diberikan perlindungan yang baik,” katanya.

“Semoga kedepannya kesehatan masyarakat kita menjadi lebih baik lagi, sehingga masyarakat kita menjadi keluarga yang sejahtera, sehat, dan bahagia.” harapnya

Sementara itu Direktur Kesertaan KB BKKBN Pusat bapak Martin Suanta, mengatakan stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (hpk). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang.

Baca Juga:  Setelah Dua Bupati, Mendagri Juga Tegur Keras Bupati Wakatobi yang Sepelekan Protokol Kesehatan Covid-19

“Jadi penurunan dan pencegahan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa.” jelasnya

“Mari kita berjuang bersama-sama ciptakan Zero stunting di wilayah lingkungan kita,” ungkapnya

Kepala Perwakilan BKKBN Banten Drs H. Napis MM mengatakan penanganan stunting merupakan investasi pembangunan jangka panjang bidang sumber daya manusia. Sebab, stunting disebabkan faktor multidimensi yang dalam penanganannya memerlukan peran dari berbagai lintas sektoral.

Menurutnya Langkah pencegahan stunting pada anak yang dapat dilakukan orang tua ada beberapa hal yaitu perhatikan nutrisi sejak dalam kandungan.

“Perhatikan gizi seribu hari pertama anak. Peran orang tua untuk mencegahnya, memberikan ASI eksklusif dan imunisasi. Lakukan pemeriksaan rutin di puskesmas. Dan menggunakan akses sanitasi dan jaga kebersihan, anak diberikan gizi yang berprotein hewani, telur, dan sayuran, serta aktip minum tablet tambah darah,” jelasnya

Baca Juga:  Cawapres Rayakan 1 Muharram Di Ponpes An Nawawi Tanara

Kegiatan sosialisasi tersebut di hadiri 250 warga masyarakat Ciputat Timur dari berbagai elemen masyarakat, seperti dari kader perempuan, tokoh agama, ulama, Ketua RT/RW, Pemuda-pemudi, mahasiswa, Ibu-ibu, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. Masyarakat pun antusias mengikuti kegiatan tersebut.

(Red)

Komentar