Kerusuhan di Prancis Menurun, Tinggal Bentrokan Sporadis di Beberapa Kota

infobumi.com, Prancis, 4 Juli 2023 – Setelah beberapa hari kekacauan yang melanda Prancis, tampaknya kerusuhan yang terjadi di seluruh wilayah negara itu mulai menurun. Upaya penanggulangan yang masif dilakukan oleh pemerintah dengan mengerahkan puluhan ribu polisi ke kota-kota di seluruh negeri mulai membuahkan hasil. Namun, meskipun situasinya telah mengalami peningkatan, bentrokan sporadis masih terjadi di beberapa kota.

Pemicu dari kerusuhan nasional ini adalah pemakaman seorang remaja keturunan Afrika Utara yang tewas ditembak oleh polisi. Kejadian tersebut memicu kemarahan dan protes yang meluas di seluruh Prancis. Presiden Emmanuel Macron sendiri terpaksa menunda kunjungan kenegaraannya ke Jerman untuk mengatasi krisis yang merupakan tantangan terberat dalam kepemimpinannya sejak protes “Rompi Kuning” pada tahun 2018.

Upaya pemerintah dalam menangani kerusuhan ini melibatkan sekitar 45.000 polisi yang dikerahkan di tiga kota terbesar Prancis, yaitu Paris, Lyon, dan Marseille. Unit elite khusus, kendaraan lapis baja, dan helikopter juga turut didatangkan untuk memperkuat keamanan. Namun, meskipun kehadiran polisi yang massif, para perusuh telah berhasil membakar sekitar 2.000 kendaraan sejak dimulainya kerusuhan. Lebih dari 200 petugas polisi juga dilaporkan terluka dalam bentrokan tersebut.

Baca Juga:  NATO bersiap untuk serangan Rusia dan menyiapkan rencana pertahanan

Dalam situasi yang semakin meruncing, terungkap bahwa usia rata-rata para pelaku kerusuhan yang ditangkap adalah 17 tahun. Bahkan, Menteri Kehakiman Eric Dupont-Moretti mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen dari tahanan yang diamankan berusia di bawah 18 tahun. Hal ini menimbulkan keprihatinan yang serius terkait masalah sosial di kalangan generasi muda Prancis.

Dampak dari kerusuhan ini pun cukup menghancurkan. Lebih dari 700 toko, supermarket, restoran, dan cabang bank telah menjadi sasaran perampokan dan pembakaran. Menteri Keuangan Bruno Le Maire mengungkapkan bahwa kerusakan tersebut telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Di beberapa kota seperti Marseille, puluhan orang telah ditangkap oleh polisi, sementara warga setempat merasa takut dan terkekang di tengah situasi yang genting.

Kerusuhan yang terjadi di Prancis ini juga mengingatkan kembali tragedi kerusuhan nasional pada tahun 2005 yang berlangsung selama tiga minggu. Kejadian tersebut memaksa Presiden Jacques Chirac untuk mengumumkan keadaan darurat setelah kematian dua pemuda yang tersengat listrik saat berusaha menghindari polisi di gardu listrik.

Baca Juga:  Tragedi Kecelakaan Kereta Api di India Meningkat: 288 Korban Meninggal Dunia dan 850 Korban Luka

Kerusuhan yang terjadi di Prancis saat ini telah menghidupkan kembali ingatan akan tragedi serupa pada tahun 2005. Ketika itu, kerusuhan nasional yang berlangsung selama tiga minggu telah mengguncang Prancis dan memaksa Presiden Jacques Chirac untuk mengumumkan keadaan darurat. Kematian dua pemuda akibat tersengat listrik di gardu listrik saat bersembunyi dari polisi menjadi titik balik yang mengakibatkan eskalasi kekerasan yang meluas.

Saat ini, dengan munculnya kerusuhan baru, banyak pihak yang prihatin akan kesinambungan dan dampak jangka panjang dari gejolak sosial tersebut. Penangkapan 60 orang di Marseille dan lebih dari 80 orang di Lyon menunjukkan tingkat kekerasan yang masih mengancam keamanan di beberapa kota besar Prancis.

Presiden Emmanuel Macron berada dalam tekanan besar untuk menangani krisis ini dengan tegas dan efektif. Penundaan kunjungan kenegaraannya ke Jerman menunjukkan keseriusannya dalam menangani situasi ini yang dianggap sebagai krisis terburuk dalam masa kepemimpinannya.

Situasi ini juga menggambarkan masalah sosial yang dalam di kalangan generasi muda Prancis. Faktor-faktor seperti ketidakpuasan, pengangguran, ketimpangan sosial, dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah telah memperparah ketegangan di masyarakat. Menteri Kehakiman Eric Dupont-Moretti mencatat bahwa jumlah tahanan di bawah usia 18 tahun yang terlibat dalam kerusuhan menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap masalah ini.

Baca Juga:  Ditemukan Partikel yang Melebihi Kecepatan Cahaya, Hukum Einstein tentang Alam Semesta Terancam Terbantahkan

Pemerintah Prancis juga telah menanggapi kerusuhan ini dengan langkah-langkah yang lebih luas. Selain peningkatan kehadiran polisi, mereka juga berusaha untuk memulihkan ketertiban dengan memperkuat kehadiran pemerintah di komunitas yang terdampak, memberikan bantuan sosial dan ekonomi yang lebih baik, serta mempromosikan dialog antara pemerintah dan masyarakat.

Sementara itu, para warga Prancis yang tinggal di kota-kota yang terkena dampak kerusuhan merasakan ketakutan dan kekhawatiran. Tatiana, seorang pensiunan yang tinggal di pusat kota Marseille, menggambarkan suasana yang menakutkan dan tidak aman.

Kerusuhan yang terjadi di Prancis saat ini masih menimbulkan ketidakpastian tentang masa depan negara itu. Dalam upaya untuk mengembalikan ketenangan dan memulihkan harmoni sosial, perlu adanya tindakan yang tegas dari pemerintah, serta kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam mencari solusi jangka panjang yang dapat mengatasi akar permasalahan yang mendorong terjadinya kerusuhan tersebut.

(Red)

Komentar